
Bisakah kalian mengupayakan untuk tertawa paling tidak 10 menit  sehari? Demikian usul Norman Cousins, seorang psikolog kesehatan,  mengutip studi seorang filsuf yang menempatkan humor dalam dunia  pengobatan. Cousins pernah mencoba menyembuhkan penderitaan pasien  dengan cara kontroversial. Bukan dengan obat-obatan, melainkan dengan  resep tertawa dan memupuk semangat hidup. Ternyata saran itu tidak hanya  mengurangi rasa sakit yang menyiksa, tubuh pasien pun menjadi lebih  sehat.
Melihat hasil terapinya, Cousins semakin yakin, tertawa bisa  memperpanjang umur dan ikut membantu menyembuhkan penyakit. Walaupun  hasil penelitian itu belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Makin banyak  tertawa, makin senang, dan tertawa dapat membuat kita berumur panjang.  Pepatah Tiongkok menyatakan, “Ie dien san siauw, Sie Bhe Liao (satu hari dapat tertawa tiga kali, tak akan mati muda)”.
TERTAWA ITU BIKIN KEBAL
Kita sebagai manusia biasa tentu tidak bisa lepas dari tawa dan  humor. Banyak parodi dan kekeliruan di muka bumi ini yang laik  dihumorkan. Bahkan, perjalanan hidup anda yang getir sekalipun cukup  buat bahan tertawa. Tawa getir tentunya. Maka terbitlah: mati ketawa  cara Rusia, mati ketawa ala Soeharto, atau humor sufi. Semua menjadi  saluran kegetiran hidup yang dirasa mampat.
Terlepas apakah sebuah humor itu getir atau manis, rupanya suatu tawa  mampu meningkatkan kekebalan tubuh manusia. Satu penelitian menyebutkan  suara tawa dapat meningkatkan sistem kekebalan hingga 40 persen.
Karenanya, para ahli yang terlibat dalam penelitian itu berkeyakinan,  saat ini para profesional kesehatan sebaiknya memandang serius humor  sebagai sebuah terapi.
Penelitian di Universitas Indiana State, Amerika Serikat, mengambil  sampel 33 wanita sehat. Setengah dari mereka menonton film komedi.  Setengahnya lagi menonton film wisata. Ketika film berakhir, para  peneliti mengambil sampel sel kekebalan mereka yang diketahui sebagai  sel pembunuh alami dan mencampurkannya dengan sel kanker. Tujuannya,  melihat bagaimana efektivitas penyakit menyerang tubuh mereka.
Ditemukan: Wanita yang terpingkal-pingkal oleh adegan film komedi  ternyata memiliki sistem kekebalan lebih sehat daripada mereka yang  menonton film wisata.
Dr. Mary Bennet, kepala penelitian itu, menerangkan ini akan menjadi  penting secara klinis. Penggunaan humor guna merangsang tertawa dapat  menjadi terapi efektif buat menurunkan stres dan memperbaiki aktifitas  sel pembunuh alami.
Sampai-sampai, di Amerika Serikat, workshop humor telah dipasarkan  bagi penyembuhan dan menurunkan stres. (pals yang di amrik… apa betul  tuh? gimana cara kerjanya yach?) 
Lalu apa guna tertawa, humor dan senyum simpul?
Berikut sedikit diantara sejumlah manfaat yang bisa diperoleh:
Berikut sedikit diantara sejumlah manfaat yang bisa diperoleh:
Sedikit Otot. Tidak seperti orang yang murah senyum, orang stres  tampak lebih letih dan pesimistis. Dari segi fungsi otot pun berbeda.  Kalau orang tersenyum hanya memakai satuan otot, orang stres puluhan  otot. Artinya, kelompok tersenyum memakai tenaga otot lebih kecil atau  lebih irit daripada kelompok penderita stres.
Buka Ventilasi. Tertawa merupakan harmonisasi gerak dari 15 otot  wajah yang dapat ikut menghambat proses pengerutan wajah pada usia uzur.  Juga memberikan latihan ringan bagi tubuh, karena otot dilatih  berdenyut di atas rata-rata, khususnya otot muka. Tertawa kuat tentu  menggunakan otot yang lebih besar, sehingga dapat diibaratkan membuka  ventilasi jendela ruangan.
Bebas Bernafas. Mereka yang banyak menebar tawa akan lebih bebas  dalam bernafas. Sebab, tertawa mempercepat keluarnya udara jenuh dari  tubuh yang langsung digantikan dengan udara segar. Pergantian itu akan  memperkaya oksigen dalam darah serta membersihkan bagian respirasi atau  alat pernafasan.
Hadang Infeksi. Selama tertawa, dikatakan juga, antibodi tubuh serta  sel darah putih aktif menghadang infeksi, sedangkan hormon mampu  meningkatkan kesiagaan dan fungsi memori.
Hilangkan Stres. Tertawa diyakini mampu menghilangkan rasa cemas,  bingung, sedih, dan gelisah. Stres pun dapat ditanggulangi. Tak ada  salahnya bila setiap rumah sakit menerapkan program humor. Tentu tanpa  harus mengabaikan prosedur standar medis. Terapi penyakit jantung dan  kanker pun, menurut penelitian terakhir, bisa dibantu dengan  mengusahakan agar pasien mau tertawa lebar untuk membantu penyembuhan. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
